50 halaman per 2 Jam, Masih Bilang Indonesia Darurat Literasi ?

Ada sebuah tulisan yang beberapa waktu lalu sempat heboh. Isinya tentang budaya literasi penduduk Indonesia yang rendah. Dikutip dari hasil penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2012, tingkat literasi penduduk Indonesia nomor dua terendah dari 65 negara yang diuji. UNESCO (2012) bahkan menyebutkan indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, setiap 1.000 penduduk, hanya satu orang saja yang memiliki minat baca.

Apa kata Kamus Besar Bahasa Indonesia tentang literasi?

Ternyata tidak ada arti literasi dalam kamus babon yang digunakan dalam bahasa Indonesia baku. Baik. Literasi bukanlah kata baku (sumber: kbbi.web.id), mari kita lihat sumber lain .

: the quality or state of being literate (merriam-webster)

: the ability to read and write (oxforddictionary) (merriam-webster)

: knowledge that relates to a specified subject (oxforddictionary) (merriam-webster)

Istilah literasi atau dalam bahasa Inggris literacy berasal dari bahasa Latin literatus, yang berarti “a learned person” atau orang yang belajar. Dalam bahasa Latin juga dikenal dengan istilah littera (huruf) yang artinya melibatkan penguasaan sistem-sistem tulisan dan konvensi-konvensi yang menyertainya.

Dalam perkembangan waktu, pengertian literasi bukan hanya berkaitan dengan keaksaraan atau bahasa, namun berkembang menjadi konsep fungsional pada dasawarsa 1960-an yaitu literasi berkaitan dengan berbagai fungsi dan keterampilan hidup (Sofia Valdivielso Gomez, 2008).

Singkatnya, ada banyak pendapat dan definisi tentang literasi. Sebagian hanya menyatakan literasi berhubungan dengan kemampuan baca tulis, sebagian yang lain menyatakan bahwa literasi tidak hanya identik dengan mampu membaca dan menulis, literasi juga berarti kemampuan menerima informasi, menganalisa dan mensintesa maksud di dalam sebuah bahan (bacaan).

budaya_baca

Layakkah Indonesia dianggap Rendah Budaya Literasinya?

Sekarang, mari kita lihat bersama…apakah bangsa Indonesia kini masih layak dianggap sebagai bangsa dengan tingkat literasi rendah?

Dilansir DS Annual Startup Report 2015, saat ini terdapat sekitar 83,6 juta pengguna internet. Bila dibandingkan dengan pengguna internet yang ‘hanya’ 83 juga, di Indonesia saat ini pengguna aktif ponsel telah mencapai 281,9 juta orang. Jumlah tersebut menggambarkan bahwa setiap orang di Indonesia memegang ponsel sebanyak 1,13 unit. Selanjutnya bila dipandang dari dari jenis gadget yang digunakan untuk mengakses internet, ponsel tetap mendominasi dengan jumlah 85% pengguna. Disusul oleh netbook sebanyak 32%, tablet 14%, dan desktop sebanyak 13%.

Tentu tidak semua individu penduduk Indonesia memiliki ponsel, karenanya angka 281,9 juta diatas tidak merujuk pada semua penduduk. Bisa jadi, satu orang memiliki lebih dari satu ponsel–sesuatu yang sangat umum sekarang ini. Sekedar menyederhanakan, diasumsikan bahwa satu orang Indonesia memiliki 2 ponsel, maka kurang lebih 141 juta orang Indonesia memiliki ponsel.

Dari dalam negeri, Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) melakukan survey sepanjang 2016 itu menemukan bahwa 132,7 juta orang Indonesia telah terhubung ke internet. Adapun total penduduk Indonesia sendiri sebanyak 256,2 juta orang (Data Kompas).

Belum diketahui secara pasti berapa besar persentasi ponsel tersebut yang digunakan untuk mengakses internet, berapa persentase yang digunakan untuk sosial media (facebook, instagram, whatsapp, bbm, line, wechat, telegram, dsb), dan berapa lama orang secara terus-menerus menggunakan ponselnya dalam sehari.

Namun berdasarkan data diatas, secara umum 51,8% penduduk Indonesia setiap harinya mengakses internet minimal 1 sesi. Artinya, 132,7 orang memiliki kesempatan untuk membaca berita online, website, bahkan sosial media. Dengan kecenderungan orang Indonesia yang sangat aktif dengan media sosial, sangat mungkin orang Indonesia mengakses internet lebih dari satu sesi dalam sehari.

Mari berandai-andai, anggap satu sesi berselancar di dunia maya setara dengan 1 jam. Sehari minimal dua sesi selancar. Dalam setiap sesi, 30% waktunya dihabiskan untuk membaca website dan kanal informasi online sementara 70% dihabiskan untuk bertukar pesan sosial media.

Saya menguji diri saya sendiri, membutuhkan waktu sekitar 10 detik untuk membaca 40 kata dengan santai. Untuk menuliskan pesan di ponsel, saya membutuhkan waktu sekitar 25 detik untuk menuliskan 8 kata. Dengan margin error 80%, maka dalam waktu 1 detik saya dapat membaca 3.2 kata dan membutuhkan waktu 3 detik untuk menulis 1 kata.

Dengan demikian, bila dalam 1 jam saya menghabiskan waktu 18 menit membaca website dan kanal informasi dan 42 menit untuk bertukar pesan di sosial media (50% membaca dan 50% menulis), maka saya melakukan aktivitas literasi setara dengan membaca 7.488 kata dan menulis 420 kata. Dalam 2 jam maka saya akan dapat membaca 14.976 kata dan menulis 840 kata.

Angka kata-kata tersebut mungkin sulit dibayangkan. Untuk mempermudah, saya akan mengkonversinya dengan standar manuskrip ilmiah. Standar format penulisan karya ilmiah yang umum dikenal di Indonesia adalah tulisan dengan jenis huruf Times New Roman 12pt atau Arial 11pt, margin tepi 4-4-3-3 cm dan jarak antar baris 1,5-2 spasi. Jumlah huruf dalam satu lembar ukuran A4 dengan aturan format tersebut umumnya berkisar 300-450 kata.

Kesimpulannya, hanya dalam dua sesi menggunakan ponsel untuk mengakses internet 51,8% orang masing-masing telah membaca 33-50 lembar dan menulis 2 lembar tulisan. Membaca berlembar-lembar halaman kalau tanpa minat baca yang tinggi tentu tidak akan terjadi. HANYA DALAM 2 JAM ONLINE!! Padahal hampir bisa dipastikan dalam sehari, netizen Indonesia berselancar lebih dari 2 jam.

Berdasarkan perhitungan ini, masih yakin bahwa orang Indonesia rendah literasinya??? Silahkan Anda memilih jawaban anda sendiri tergantung sudut pandang dan definisi yang anda gunakan.

 

 

**) tulisan ini hanya iseng belaka, tidak usah terlalu serius apalagi protes (kalau mau serius, silahkan lakukan riset tandingan untuk mendukung atau membantah penelitian-penelitian diatas), percaya boleh…tidak juga tidak apa-apa…wong saya juga nulis ini sekedar untuk mengisi waktu luang saja….sekalian biar blog saya terupdate.

 

 

 

Leave a comment