pringgitan

Perkenalan Krandah Mas Petruk

Ini cerita tentang Mas Petruk. Mas Petruk yang tinggal di Padhepokan Karangkedempel. Tapi jangan berharap disini akan menemukan Petruk seperti halnya dalam pakem pewayangan. Baik gaya Surakarta atau Mataraman, ini bukan salah satunya.

Mas Petruk yang ini, punya istri namanya Yayi Rukmini. Kenapa Yayi Rukmini? Bukankah Rukmini adalah salah satu nama dewi di Jonggringsaloka?

Ya biar saja.. namanya juga wayang luar pakem. Biarlah sesekali Mas Petruk yang cuma punakawan itu punya istri yang cantik parasnya, ayu hatinya, luwes tindak tanduknya. Pokoknya biarlah disini Mas Petruk menjadi lelananging jagad. Biar saja Raden Arjuna kalah.–toh sesekali ksatria harus juga ngalah sama punakawan.

(Kalau ksatria ndak mau ngalah sama rakyat jelata, siap-siap saja lakon Petruk Dadi Ratu terulang lagi. Tentunya kalau sampai terulang, kali ini Mas Petruk tidak akan lagi mau turun klesotan jadi batur lagi. Mas Petruk mau tetap tinggal di singgasana keprabon, karena ksatria dan para raja terlalu arogan untuk ngalah demi rakyatnya.)

Yayi Rukmini bukan dewi khayangan. Dia hanya anak petani yang biasa berkutat dengan lumpur sawah di desanya. Kulitnya juga tidak putih macam dewi. Sawo matang agak tua, gambaran gadis pedesaan pada umumnya. Biarpun tak laksana boneka giok, Yayi Rukmini adalah dewi bagi Mas Petruk. Ibarat gula jawa, tidak putih tapi manisnya luar biasa eksotis.

Mas Petruk dan Yayi Rukmini patutan satu orang pangeran kecil. Namanya Danang Jayashresta. Parasnya elok, kulitnya bersih, gagah dan tegap untuk ukuran seorang anak desa kebanyakan. Kang Akarya Jagad memang adil. Mas Petruk yang jlitheng bersanding dengan Yayi Rukmini yang coklat gula jawa, tapi anaknya laksana para pangeran Nagari Amarta.

Baik budinya, sedikit usil tapi selalu membawa tawa segar bagi suasana padhepokan. Karangkedempel selalu ceria dengan ulah Danang Jayashresta. Sehari-hari Danang Jayashresta tidak pernah berhenti bermain. Ayam-ayam di padhepokan tidak pernah luput dikejar-kejar. Jadi semacam wahana fitness murah untuk menjaga vitalitas dan kesehatan.

Pagi-pagi, Mas Jaya–begitu dia sering dipanggil catrik-catrik padhepokan–selalu ikut sang ayah turun ke sawah. Lumpur sawah jadi ajang bermain. Layaknya peneliti, Danang kebanggaan Mas Petruk selalu saja menemukan hal baru yang kadang belum terpikir oleh anak seusianya. Tapi itulah sosok Danang Jayashresta, anak mbarep Mas Petruk.

(bersambung)

catatan kaki:
krandah : keluarga

lelananging : lelaki
ngalah : mengalah
patutan : menikah dan punya anak
Kang Akarya Jagad : Yang Membuat Dunia, Tuhan Semesta Alam
jlitheng : berkulit hitam jelaga
mbarep : sulung

Leave a comment