Dari Cerita Orang Lain

Pencapaian seseorang bukan diukur oleh seberapa panjang dan lama dia menceritakan tentang dirinya. Sebaliknya, keberhasilan, kesuksesan, pencapaian manusia diukur seberapa sering dan lama orang lain bisa bercerita tentang dirinya.

Masih ingat bagaimana masyarakat berduyun-duyun menuju ke pemakaman raja-raja Yogyakarta di Imogiri? Media massa melaporkan ratusan ribu bahkan jutaan orang datang mengantarkan kepergian Sri Sultan Hamengkubuwono IX saat itu. Mereka datang tak hanya dari sekitar keraton tetapi juga dari luar Yogyakarta.

kereta-rotopraloyo-pemakaman-sri-sultan-hb-ix
Kereta kencana pembawa jenazah Sri Sultan Hamengkubuwono IX (sumber: online)

 

Masyarakat Yogya tidak keberatan berdiri berjam-jam menunggu jenazah Sang Raja diberangkatkan ke peristirahatan terakhir. Begitu banyaknya orang yang melayat, bahkan untuk keluar dari Bangsal Kencana keluar lingkungan kraton saja membutuhkan waktu 5 jam lebih. Belum lagi untuk sampai ke Imogiri.

Sampai sekarang, orang-orang tua di Yogyakarta masih ingat dan dengan mudah menceritakan suasana sedih waktu itu. Bagaimana mereka merasa kehilangan sosok raja yang sangat dihormati, mereka punya banyak waktu untuk menceritakannya.

Lautan manusia berjejalan di sepanjang jalan yang dilalui jenazah. Sepanjang jalan, rakyat tumpah ruah bahkan hampir tak ada tempat kosong tersisa. Mereka berdiri, sebagian bahkan harus naik ke atap rumah, tembok benteng, dan pepohonan di tepi jalan sekedar untuk menyaksikan kereta kencana yang membawa jenazah melintasi jalan.

Seorang penjual angkringan di pojok kota Yogya bahkan masih merasa merinding saat bercerita bagaimana waktu itu dia mengantri dari sore sampai pagi hanya untuk melihat dan memberi penghormatan terakhir pada jenazah Sri Sultan HB IX. Betapa banyak orang-orang yang meng-ular ingin menyaksikan raja mereka yang mangkat.

“Bahkan alam pun bersedih Mas, saya masih ingat waktu itu mendung dan hujan rintik-rintik selama arak-arakan jenazah menuju pemakaman.”, ujarnya.

Masih ada kurang lebih setengah jam lagi si penjual angkringan ini menceritakan kisah pemakaman HB IX. Bagaimana setiap orang berbagi kesedihan yang sama. Tanpa ada yang memerintahkan, mereka datang dan berbagi rasa kehilangan yang juga sama.

Bagi warga Yogyakarta, Sultan HB IX adalah salah satu raja terbaik yang pernah mereka miliki. Seorang pejuang yang merakyat, yang selalu berada di depan membela mereka.

Pendeknya, Sultan HB IX adalah sosok yang sangat mereka cintai.

Semua tidak lepas dari apa yang beliau perjuangkan dan lakukan bagi rakyat Yogyakarta (juga Indonesia pada skala yang lebih luas). Apa yang HB IX kerjakan bercerita lebih banyak dari apa yang beliau katakan.

Pasti, HB IX tidak pernah menceritakan kepada masing-masing pelayat–satu per satu–apa yang beliau kerjakan selama hidupnya. Memang tidak perlu.

Sebaliknya, pelayat-pelayat itu mungkin bahkan belum pernah sekalipun bertemu dengan HB IX di sepanjang hidupnya. Tetapi, mereka dengan mudah bisa menceritakan tentang beliau. Mereka bisa dengan panjang lebar berkisah tentang jasa-jasa HB IX bagi Yogyakarta dan Indonesia.

Dan, begitulah memang seharusnya manusia…

 

 

 

 

*) featured image: @arbain_rambey

Leave a comment